![[imagetag]](http://www.google.co.id/url?source=imglanding&ct=img&q=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIjdnD8WOsS2014C54uzaYyRo9_0UxKCV3QM40nRaIjK_7GXkzLSusxH95jLmUv1j4VPditxplaTd8SeJKMFOM7j8VzgNbhqhSDcv_bDp-oUW6qwNZDpO0W7t2FXjHk8HT3xi8-MYtzU4m/s640/Perumahan+eksklusif+Kuta+Ardenia.jpg&sa=X&ei=IHy4UIivHJDwrQeCsoHgDg&ved=0CAkQ8wc4Dg&usg=AFQjCNEZJsDpyXuQe27q8q9bJTRyrFPKXQ)
FOTO RUMAH MEWAH PENGEMIS DI DENPASAR BALI. Hasil penelusuran Satpol PP Provinsi Bali di desa asal gelandangan dan pengemis (gepeng) yang berkeliaran di Kota Denpasar menemukan fakta yang mencengangkan. Para gepeng itu ternyata memiliki rumah yang terbilang bagus. Para gepeng yang kebanyakan berasal dari Desa Munti Gunung, Karangasem, Bali ini ternyata hidup berkecukupan.
"Di Munti Gunung mereka berkecukupan, mereka bagus-bagus rumahnya," ujar Kasat pol PP Pemprov Bali, Made Sukadana saat ditemui di Jimbaran.
Parahnya lagi, para pengemis asal Munti Gunung ini memang sengaja menjadi pengemis karena lebih mudah mendapatkan penghasilan dibanding pekerjaan lain. "Ada budaya semacam itu, menurut keterangan dari mereka, lebih cepet dapet uang daripada kerja lain," ungkap Sukadana.
Kini, Pemprov Bali tengah menggodok Perda "Gepeng", dan mendorong Kabupaten/ Kota untuk melakukan hal yang sama guna memutus rantai "kemalasan" mereka. "Kita dorong Kabupaten/Kota supaya buat Perda gelandangan dan pengemis, di situ kita giring ke sidang tipiring, kurungan tiga bulan. Kenapa kita lakukan seperti itu, supaya ada aspek jera," tegas Sukadana.
Satpol PP Bali telah mengadakan rapat dengan pihak Desa Munti Gunung di Karangasem terkait perilaku warganya. Namun karena budaya "kemalasan" yang melekat membuat berbagai pendekatan sejauh ini belum membuahkan hasil.
sumber