Liputan6.com, Beijing: Seorang gadis berusia 16 tahun dari Cina berubah layaknya seorang pria. Seluruh tubuhnya ditumbuhi rambut yang tak sedap dipandang, seperti jenggot yang tebal serta kumis.
Menurut sebuah laporan Xinhua, gadis itu bernama Nana dan dia berasal dari Jinhua, Provinsi Zhejiang. Gejala yang tak biasa itu terjadi usai menjalani terapi obat untuk mengatasi penyakit yang dideritanya seperti dikutip laman YourHealth, Kamis (1/11).
Pada 2010, Nana didiagnosa mengalami anemia aplastik yang mengancam nyawanya. Sumsum tulangnya tidak mampu memproduksi sel baru yang cukup untuk mengisi sel-sel darah.
Menurut National Bone Marrow Donor Programme, orang yang menderita anemia aplastik yang sangat parah berisiko mengalami infeksi yang mengancam jiwanya atau pendarahan. "Dokter mengatakan kondisi itu sangat serius dan tanpa pengobatan dia akan mati," kata ibu Nana kepada Xinhua.
Kondisi Nana yang tidak mau makan dan terus muntah membuat keluarga khawatir. Dokter langsung mengambil langkah menerapkan terapi obat. Dan dua tahun kemudian, indikator darahnya kembali normal. Namun salah satu efek samping dari terapi itu sangat mengejutkan. Nana mengembangkan kondisi langka yang disebut hirsutism.
Hirsutism adalah kondisi tumbuhnya rambut secara berlebihan pada wanita, di bagian tubuh yang biasanya tidak pernah ditumbuhi atau ada tapi sedikit. Ini menyebabkan Nana ditumbuhi jenggot yang lebat serta kumis.
"Dokter mengatakan bahwa obat sangat besar efek sampingnya. Dalam sebulan meminum obat, rambut di lengan dan wajahnya mulai menebal dan bahkan tumbuh jenggot".
Saat Xinhua menemuinya, Nana mengenakan kemeja abu-abu lengan panjang dan masker wajah. Ia selalu menundukkan kepala dan enggan banyak berbicara.
Penampilannya itu membuat Nana trauma dan menyebabkan dirinya lebih senang menyendiri. Bahkan ia menolak keluar rumah dan lebih senang berdiam diri di kamarnya sendiri.
Ia juga tidak memiliki cermin dan menghabiskan waktunya dengan membaca dan melakukan pekerjaan rumah.(MEL)
health.liputan6.com/remaja-putri-ini-jadi-jenggotan-usai-terapi-obat/